Trend Kasus Autisme Anak di Masyarakat

Ass,
Autisme.... ? wouw ngeri! Ya saat ini kasus anak autisme menjadi topik yang cukup menarik untuk diperbincangkan terutama bagi ibu-ibu muda yang hidup di kota-kota metro. Dari sudut pandang ibu-ibu muda autisme termasuk kasus yang begitu menakutkan jika sampai terjadi pada anak-anak mereka. Maka fenomena yang terjadi adalah ibu-ibu muda banyak memburu informasi seputar kasus tersebut, mulai dari apa itu autisme, penyebabnya, apa yang terjadi, bagaimana tanda dan gejalanya, apa terapinya dan bagaimana cara mencegahnya. Mereka membaca media apa saja yang masih memiliki kaitan dengan kasus tersebut. Begitu menggebu untuk mendapatkan informasi kadang-kadang tidak memperhatikan suatu sumber bacaan diperuntukkan bagi siapa. Padahal tidak semua buku itu cocok bagi semua kalangan pembaca. Ada yang memberikan informasi secara umum sebatas kebutuhan masyarakat awam, tapi ada juga yang memberikan informasi secara lengkap dan spesifik bagi kalangan akademisi dan profesional. Pembaca perlu cermat dan teliti sebelum memilih bahan bacaan. Jika masyarakat salah pilih menentukan bacaan mereka akan stress sendiri setelah selesai membacanya karena tidak memahami apa maksud informasi dalam bacaan yang dipilihnya. Kesalahan ini bisa berdampak terhadap munculnya stigma di masyarakat tentang kasus autis. Stigma yang berkembang di masyarakat bahwa autis adalah kasus yang mengerikan, menakutkan bak kasus yang siap merenggut nyawa anak. Padahal tidak demikian sebenarnya. Salah satu contoh adalah bacaan yang sebenarnya merupakan panduan medis dalam terapi. Bacaan ini lumayan berat bagi masyarakat awam karena banyak menggunakan istilah-istilah medis atau biomedik yang tidak semua orang bisa memahaminya. Jika masyarakat awam membaca dan membacanya sepotong-sepotong maka akan muncul kesan menakutkan dan mengerikan sekali bahkan parno tentang autis. Apabila hanya untuk menambah wawasan ibu-ibu muda/calon ibu banyak tersedia bacaan ringan yang cukup informatif tentang autis yang tidak akan membuat stress pembacanya. Menurut seorang pakar Jaquelyn MD tentang autisme : Autisme merupakan gangguan perkembangan, wong suroboyo bilang hidup dalam dunianya sendiri. Istilah lain autisme, ASD (autism spectrum disorder). Proses autisme tidak terjadi seketika tapi progressive.

Gambaran paling sederhana tentang jenis autisme :
Autistic syndrome (bisa hidup normal kembali, tergantung kepatuhan terapi)
Autisme (murni)
Autisme plus :
Ex : Autisme + ADHD/Hiperaktive, dll

Classic Autism (sulit hidup normal karena disertai RM)
Ex : Autisme + RM (Retardasi Mental)
Autisme + ADHD/Hiperaktive + RM (Retardasi Mental), dll

Autisme sebenarnya bukan kasus yang baru. Gangguan ini ditemukan pertamakali didunia sejak tahun 40-an. Saat itu di Indonesia mungkin saja kasusnya sudah ada tapi kita belum mengenali apa itu autisme karena saat itu kita masih belum merdeka dan belum tersosialisasi dengan baik pada masyarakat. Apa kita tahu bahwa orang tua kita dulu masa kecilnya autisme atau tidak? Hal ini sulit sekali diketahui karena penderitanya sebenarnya bisa sembuh dan hidup normal seperti orang normal kebanyakan. Sampai saat ini belum ada satu buku pun yang berani menyebutkan bahwa sebab autisme ada satu faktor saja karena sebab autisme memang multifactor dan saling terkait. Ada faktor genetik, faktor vaksinasi (imunisasi), faktor alergi, faktor keracunan bahan kimia, toksisitas logam berat, infeksi dll.

Vaksinasi
Di indonesia ada jenis vaksinasi (imunisasi) wajib dan tidak wajib bagi balita. Ada 5 yang wajib : BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak. Contoh yang tidak wajib MMR (Measles, Mumps, Rubella), Hib (meningitis, influenza), tiphoid dll.
Vaksin-vaksin yang diperdebatkan dan menjadi pro-kontra hingga saat ini adalah yang menggunakan thimerosal/pengawet etilmerkuri (turunan merkuri) yang bersifat merusak persarafan manusia. Sejak tahun 2001 vaksin hepatitis B sudah tidak menggunakan thimerosal etilmerkuri lagi. Kasus di luar negeri yang sempat heboh itu terjadi sebelum tahun 1998. Saat ini yang masih menjadi pro-kontra nasional/internasional adalah MMR, karena sampai saat ini masih menggunakan thimerosal etilmerkuri. Dua pendapat terhadap MMR tersebut didukung oleh hasil penelitian yang sama-sama kuat validitasnya. Dengan kondisi tersebut masyarakat (konsumen) sebaiknya bijak memilih, mau vaksinasi balita mereka dengan MMR atau tidak. Toh MMR juga temasuk imunisasi yang tidak wajib kan?
Vaksin sendiri juga tersedia dalam 2 pilihan. Ada import, ada lokal. Biasanya tenaga kesehatan menawarkan pada orang tua balita sebelum vaksinasi dilakukan. Kalau vaksin import biasanya harganya lebih mahal, tapi biasanya tidak merepotkan keluarga karena efek samping vaksinasi minimal bahkan sering tidak muncul. Kalau vaksin lokal biasanya harganya lebih murah tapi efek sampingnya akan merepotkan keluarga. Anak panas, rewel, tidak mau menetek beberapa hari dll. Semua vaksin yang digunakan pasti aman dan layak digunakan karena secara fisik vaksin masih bagus dan tenaga kesehatan pasti sudah memeriksanya sebelum melakukan vaksinasi.

Bagi ibu-ibu yang penting setelah baca-baca informasi harus yakin bahwa upaya vaksinasi yang sudah dilakukan pada balita merupakan upaya terbaik, biar orangtua tidak stress sendiri. Melatih menghilangkan kekhawatiran-kekhawatiran agar upaya vaksinasi yang sudah dilakukan tidak sia-sia.

Toksisitas Logam Berat
Pengalaman klinis di unit jiwa anak Rumah Sakit bahwa pada hampir tiap anak autisme didapatkan logam berat cukup tinggi dalam tubuhnya: Cadmium (Cd), Merkuri (Hg), Timbal(Pb), Alum(Al). Semua logam berat tersebut tidak baik bagi perkembangan otak anak. Dari mana logam-logam berat tersebut masuk ke dalam tubuh anak? Salah satunya dari makanan yang dikonsumsi sejak ibu hamil/menyusui atau makanan sehari-hari balita. Logam tersebut banyak terdapat pada semua produk tambak/laut (ikan, udang, cumi, kerang dll) yang sudah tercemar limbah industri. Belum lagi kalau ikan-ikan tersebut oleh nelayan juga diberi formalin sebagai bahan pengawet agar ikan tampak tetap segar dan kenyal. Klop!

Upaya Pencegahan
Bagi pasangan baru, calon ibu, ibu hamil/menyusui tidak perlu khawatir berlebihan anaknya mengalami autisme. Hidup sebagaimana mestinya saja, yang penting bagaimana kita memilih gaya hidup yang sehat bagi balita dan keluarga. Bagi balita minimal imunisasi wajib dilengkapi beserta booster-boosternya. (booster = imunisasi ulang dengan vaksin yang sama).
Persiapan yang baik bagi calon pengantin wanita, imunisasi TT (tetanus toxoid). Bagi pengantin baru wanita tidak ada salahnya sebelum terjadi kehamilan periksa TORCH. Agar saat terjadi kehamilan kondisi calon ibu dan calon bayi benar-benar sehat (bebas infeksi Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus/Cmv, Herpes). Saat ini tidak ada jaminan bahwa wanita yang tampak sehat, fresh, cantik tapi terbebas dari TORCH. Yang sering terjadi mungkin cuma beda kondisi saja, ada wanita yang membawa TORCH dengan kondisi yang membahayakan pertumbuhan janin, ada juga yang kondisinya masih cukup aman bagi pertumbuhan janin, tapi resiko sekecil apapun bagi janin sebaiknya dihilangkan. Akan lebih baik lagi kalau hati-hati dari awal daripada menyesal kemudian.
Fasilitas bantuan
Saat ini unit-unit/klinik, milis komunitas keluarga yang memiliki anak autisme di indonesia/kota metro cukup banyak sehingga tidak ada alasan bagi keluarga/masyarakat terlambat membawa anaknya untuk deteksi dini/terapi jika ditemukan tanda dan gejala anak autisme.

Wass

PARTISIPASI ARTIKEL ILMIAH


Yth rekan-rekan seprofesi ...
dimana aja berada

Ass,

Rekan-rekan seprofesi dan sepeminatan yang interest dengan berbagai topik ilmiah dunia kesehatan, ayo gabung dan kirim tulisan anda pada blog ini by email.Kita sumbangkan ide kreativitas kita tuk mencerdaskan masyarakat. Semoga bermanfaat. Amin..


Wass